Masjid Raya Al Bantani, Masjid Ala Negeri Aladin
Bertepatan dengan
penghujung tahun 2015, serasa ingin melepas penat,ingin jalan-jalan ke tempat
yang indah, seperti, gunung, pantai, bukit, dan air terjun, tapi apalah daya
uang tak cukup. Sepintas menghayal ingin pergi kenegeri aladin yang identik
dengan nuansa arab, kubah masjid menjulang tinggi bangunan megah dan tentunya
nuansa islami. Ya akhirnya tujuan hunting kali ini ke masjid raya al bantani
serang banten. Yang memiliki 5 menara menjulang tinggi.
Masjid
Raya Al Bantani merupakan masjid terbesar dan termegah di wilayah Banten.
Masjid ini merupakan Masjid Provinsi. Letaknya berada di Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi (KP3) Banten. Tepatnya di daerah Palima, Kecamatan Curug,
Kota Serang, Provinsi Banten.
sungguh
fantastis sebuah bangunan besar terhampar jelas terlihat, megah anggun nan
kokoh bangunan ini, yang biasa orang sebut mesjid raya al-bantani. Subhanallah
maha suci allah yang telah menciptakan manusia dalam bentuk sesempurna-nya,
sehingga bisa membuat mesjid semegah ini. Semakin tidak percaya dengan
keberadaan mesjid megah ini, semakin ingin tahu tentang mesjid ini, terdapat
satu kubah berwarna coklat keemasan, yang dikelilingi empat menara kecil
berwarna putih, setiap sudut terdapat empat menara besar, yang berwarna putih,
dengan motif coklat keemasan khas timur tengah, bak negeri dongeng.
Tidak cukup melihat dilur, Lalu
memasuki halaman mesjid, melewati pintu gerbang selatan, ada dua pintu gerbang,
pintu gerbang timur yang menjadi gerbang utama, namun sayang pintu tidak
terbuka. Halaman yang luas memungkinkan tertampungnya ratusan kendaraan bahkan
puluhan ribu orang saat sholat ied di halaman tersebut, tiang bendera tepat di
depan halaman mesjid, terlihat kokoh, dengan bersihnya halaman mesjid, yang
luasnya 2,8 hektar menurut informasi yang saya dapat.
Saat ingin
masuk ke dalam mesjid langsung di sambut oleh bedug besar, yang berada di depan
pintu mesjid, menuju ke tempat wudlu yang berada di bawah tanah, dengan
menuruni beberapa anak tangga untuk ke tempat wudlu, yang berdempetan dengan
wc. Tempat wudlu pria dan wanita tidak berbarengan, keadaan yang bersih, dan
bau harum, setelah mengambil wudlu, langsung memasuki mesjid ternyata tidak ada
tiang-tiang yang menopang bagian tengah mesjid, subhanallah, megah terlihat
luas nan indah, karpet tebal merah mampu megisi 10.000 jama'ah, karena akan
luasnya ±5000 m2, juga melihat
pintu-pintu besar sebelah utara dan selatan yang menjadi penghubung antara
halaman dengan mesjid, tempat ini seperti pendopo para jama'ah yang sedang
beristirahat, lokasinya tepat di sebelah utara dan selatan samping mesjid. Saya
melihat di sekeliling dinding, terdapat tiang dengan ukiran-ukiran, yang
menghubungkan masing-masing tiang dengan tiang yang lain, dan lampu kristal
berukuran besar, yang terpasang indah nan megah, tepat di tengah dari atap
langit, terdapat lengkungan kayu kaligrafi, yang berisi ukiran ayat al-quran,
membentuk semacam jendela lengkung, sedangkan bagian atas, pada lengkungan
tersebut, ayat al-quran juga terdapat pada kaca-kaca patri yang indah, mimbar
kayu untuk khotib, yang di letakan di sisi kanan, kaya akan motif timur tengah,
dan ukiran-ukiran khas mesjid-mesjid lainnya di indonesia, dan beberapa anak
tangga, untuk mencapai kursi khotib.
Lalu tepat
di belakang ruang sholat utama, ada dua buah tangga untuk naik ke lantai atas,
di lantai atas, keramik marmer krem yang mengkilap, dan marmer berwarna gelap,
yang dipasang untuk menandakan garis pembatas antar shaf sholat, dan sering
dipakai untuk menampung jama'ah sholat jum'at, dari lantai bawah yang tidak
muat, padahal, luas dan mampu menampung ribuan jama'ah,
Alhamdulillah banyak sekali umat
islam yang beribadah di mesjid raya al-bantani ini. Menurut informasi yang saya
dapat, pembangunan mesjid raya al-bantani ini menghabiskan rp.94,3 m, mesjid
ini berdiri sejak januari 2008, selesai 4 oktober 2010 dan diresmikan oleh hj.
Ratu atut chasiyah.
Ada satu
lagi yang menarik dari bangunan masjid ini, tepatnya disamping timur masjid.
Jalas terlihat ada pohon yang sudah mati namun tetap berdiri kokoh yang
ukurannya berdiameter 2 meter, menurut sumber informasi yang saya dapat pohon
itu sengja dibiarkan berdiri karna pohon itu tidak bisa digergaji atau ditebang.
Walallhu aalam, tapi itulah sumber keterangan yang didapat.
Amar Mahardika
Jurnalistik UNSERA
Komentar
Posting Komentar